Jauh-jauh hari aku sudah menduga bahwa pada akhirnya hoaks akan tetap digunakan pihak lawan untuk menjatuhkan
Ganjar Pranowo. Bahkan intensitasnya akan semakin santer seiring meroketnya elektabilitas Ganjar sebagai kandidat capres. Itu tampaknya sudah menjadi rumus yang melekat di hati dan pikiran kaum pembenci.
Terbukti, setelah konten hoaks Maria Ozawa, kini muncul gambar Ganjar sedang minum minuman keras. Sang pembuat kebohongan itu memanfaatkan foto Ganjar saat sedang minum kuah empek-empek palembang. Foto tersebut diedit dengan ditambahi botol miras tergeletak di mejanya. Tampaknya mereka cukup serius dan antusias melakukan itu, sampai-sampai harus mengubah tampilan baju Ganjar segala.
Memang sangat menakjubkan jika hari ini orang masih menggunakan hoaks untuk menjatuhkan lawan politik. Zaman sudah terbuka, teknologi informasi berkembang pesat. Kebenaran pun mudah dilacak. Tapi mereka tetap memproduksi dan menyebarkan informasi palsu. Jangan-jangan mereka adalah sekelompok manusia yang tinggal di gua dan tidak tersentuh peradaban.
Hoaks adalah produk kebencian. Aku pun menduga, cara-cara seperti ini digunakan akibat kebuntuan berpikir, atau bahasa lainnya, mereka tak tahu lagi bagaimana harus menjatuhkan Ganjar. Dari berbagai lini Ganjar sudah coba diserang. Soal kemiskinan, Wadas, e-KTP. Namun semuanya ambyar, malah justru makin menunjukkan kapasitas seorang Ganjar.
Serangan soal kemiskinan misalnya, justru membuat masyarakat tahu keberhasilan Ganjar mengentaskan satu juta jiwa lebih penduduk dari kubangan kemiskinan. Soal Wadas, semua orang jadi tahu betapa humanisnya seorang Ganjar dalam menyelesaikan suatu persoalan, dan sekarang orang pun bisa melihat warga pemilik tanah di Wadas sangat bahagia setelah mendapatkan ganti pembelian yang harganya berkali-kali lipat.
Begitupun soal e-KTP, kita jadi tahu integritasnya seorang Ganjar. Menurut kesaksian Miryam, sosok yang membagikan duit, hanya Ganjar dari seluruh pimpinan Komisi II DPR yang menolak uang pemberiannya. Di tangan Ganjar, Jateng pun berkali-kali mendapat penghargaan dari KPK karena komitmen Ganjar melawan korupsi.
Sebetulnya para pembuat hoaks ini bisa menonjolkan prestasi capres mereka untuk menandingi Ganjar, tapi tentu saja tidak ada yang bisa dibanggakan sehingga hoaks pun diproduksi dan ditebar secara masif. Ibarat menangkap ikan di laut, mereka sedang menebar jala sebanyak-banyaknya. Siapa tahu ada satu-dua orang yang terhasut, kan lumayan.
Tak hanya hoaks, kelompok mereka juga tampaknya terang-terangan merasa kepanasan melihat elektabilitas Ganjar, sampai-sampai tidak terkontrol mengucapkan kata-kata kasar dan hinaan. Seperti dokter Tifa misalnya, yang memaki-maki Ganjar saat sedang bersama para santri membersihkan tempat wudlu di pondok pesanten milik keluarga sang istri, dengan menyebutnya tolol. Bukan hanya tidak esensial, namun itu adalah cara paling rendah yang bisa digunakan oleh manusia berpikir.
Makin tinggi pohon, memang akan makin kencang badai yang menderanya. Tapi kepemimpinan dan dedikasi 😁@ganjarpranowo telah mengakar kuat di hati masyarakat. Itulah yang membuat Ganjar kokoh dan sulit untuk dirobohkan. Jadi, kita tunggu saja berita-berita bohong apa lagi yang bisa mereka kerjakan, kata-kata keji apalagi yang akan keluar dari mulut mereka.
Oleh: Gus Rahardjo ( @Gus_Raharjo )
Tidak ada komentar