Eks Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma), resmi ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Menteri Sosial. Risma mengisi kekosongan kursi Mensos setelah Juliari Batubara menjadi tersangka kasus dugaan suap bansos corona.
"Terus terang saya cukup kaget, meskipun sudah banyak yang membicarakan [posisi menteri], tapi terus terang saya tidak pernah berpikir atau membayangkan jadi menteri," ujar Risma di Istana Negara, Selasa (22/12).
Risma memiliki empat program prioritas di pos Kemensos. Keempat program itu antara lain perbaikan sistem data penerima bantuan, prioritas warga fakir miskin, pemberdayaan koperasi, dan akses pendidikan serta kesehatan anak telantar.
Untuk perbaikan data, Kemensos akan bekerja sama dengan Kemendagri terkait data kependudukan. Kerja sama dibutuhkan untuk memaksimalkan efektivitas penerimaan bantuan.
"Untuk data-data penerima bantuan, kami akan kerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri, terutama terkait data kependudukan dan perguruan tinggi yang ada di wilayah masing-masing. Karena menurut saya, akan sangat lebih baik kalau kami melibatkan perguruan tinggi, juga di dalam implementasi kami di lapangan. Sehingga output atau goal-nya bisa dilihat dan bisa kita lakukan evaluasi bersama dengan perguruan tinggi," tutur Risma.
Kedua, Risma akan menyampaikan programnya ke Jokowi soal pemberdayaan. Risma memastikan, program pemberdayaan sesuai dengan yang diamanatkan UU, yakni perlindungan terhadap fakir miskin dan anak-anak telantar.
"Karena itu kami akan perhatian, terutama terhadap anak-anak telantar, fakir miskin, itu yang akan kami prioritaskan untuk program pemberdayaannya," ungkap Risma.
Risma menginginkan anak-anak di Indonesia bisa berguna untuk bangsa dan negara. Untuk itu, dalam program ini, Risma juga akan fokus memprioritaskan anak-anak penyandang disabilitas.
"Anak-anak kita bukan hanya mengadahkan tangan, tapi mereka bisa melakukan segala sesuatu termasuk yang sudah kami lakukan sebelumnya adalah, meskipun mereka disabilitas, namun mereka bisa berguna dan bermanfaat. Juga anak-anak jalanan, mereka bisa berguna bagi bangsa dan negara kita," paparnya.
Ketiga, Risma akan melakukan pemberdayaan dengan menggandeng sejumlah kementerian, seperti Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian.
Di program ini, Risma turut melibatkan kaum ibu. Perempuan yang sudah berumah tangga diberdayakan untuk menggalang usaha, termasuk mendirikan koperasi di daerah-daerah.
"Karena kami akan memberdayakan, kalau suaminya sudah bekerja namun dia kondisinya masih butuh bantuan atau miskin, maka kami akan melibatkan mesin kedua, yakni kaum ibu-ibunya. kami akan bekerja sama dengan program yang sama, membentuk koperasi-koperasi, bisa di tingkat kecamatan dan bisa di tingkat kelurahan," imbuh Risma.
Risma juga akan meningkatkan income dan berusaha meminimalkan anggaran. Contohnya memberikan program-program pertanian dengan cara sederhana dan bekerja sama dengan Kementan.
"Kemudian untuk meningkatkan pendapatan, maka kita akan buat program-program, tadi saya sampaikan bekerja sama dengan kementerian-kementerian yang lain," kata Risma.
"Tentunya kalau kita bisa bersama-sama, tentunya percepatan untuk pengurangan kemiskinan, dan terutama untuk warga yang membutuhkan, seperti penyandang disabilitas dan kemudian masalah sosial," ujar Risma.
Keempat adalah fokus untuk kesejahteraan anak telantar. Risma ingin semua anak, termasuk anak telantar, mendapatkan hak akses pendidikan dan kesehatan.
"Karena itu kami juga akan bekerja sama dengan Kemenkes untuk bagaimana mengelola kesehatan yang kita berikan bisa mempunyai hak untuk warga memang yang penyandang masalah sosial. Itu yang harus kita tangani bersama-sama," pungkas Risma.
Source : kumparan.com
Tidak ada komentar